Cari Blog Ini

Jumat, 15 Juli 2011

PENGALAMAN BELAJAR FISIKA


PENGALAMAN BELAJAR FISIKA

Sewaktu masih duduk dibangku Madrasah Tsanawiyah, saya sangat suka dengan pelajaran fisika karena guru yang mengajar sangat pandai dalam menjelaskan pelajaran. Metode yang digunakan juga bervariasi sehingga tidak membuat jenuh ketika proses belajar berlangsung. Selain  itu guru saya juga pandai mengkondisikan kelas sehinngga belajar terasa nyaman dan tenang. Tetapi, tidak mempunnyai laboratorium atau pun perpustakaan. Sehinngga siswa kesulitan dalam mencari tambahan referensi dari buku – buku yang lain. Ketika ingin praktikum guru harus memanfaatkan alat dan bahan yang ada di lingkungan sekolah atau yang ada di lingkungan masyarakat karena terbatasnya sarana dan prasarana di sekolah.
Sewaktu masuk di Madrasah Aliyah saya mulai merasa tidak suka dengan pelajaran fisika karena Guru yang mengajar hanya menerapkan sistem masuk kelas, menyuruh membaca dan memahami sendiri, dan mengerjakan soal yang ada dibuku lalu dikumpulkan. Setelah itu gurunya keluar dan kembali ke kantor. Tidak pernah sekalipun memberikan penjelasan tentang materi yang di pelajari atau menanyakan tentang kesulitan apa yang dialami pada bab yang sedang di pelajari atau bab sebelumnya. Kalaupun mengerjakan soal, hanya guru yang aktif tapi siswa pasif. Karena di jawab sendiri oleh gurunya dan siswa tinggal menyalin jawabannya di buku tulis.
Selain itu sarana dan prasarana juga tidak lengkap, alat praktikum sudah ada walau hanya berupa KIT saja. Akan tetapi sekolah tidak mempunyai laboratorium dan perpustakaan. Laboratorium baru ada ketika saya duduk dibangku kelas dua. Meskipun sudah ada laboratorium, tetapi ruangannya juga harus berbagi dengan ruang Osis dan Pramuka  karena sempitnya lahan yang di miliki oleh sekolah. Selain itu laboratorium fisika juga harus di gabung dengan laboratorium biologi dan laboratorium kimia.
Sedangkan perpustakaan baru ada ketika saya duduk dibangku kelas tiga . Lagi – lagi ruangannya harus berbagi dengan kantor. Buku dari berbagai referensi sudah mulai ada tapi siswa tidak bisa sembarangan meminjam buku tersebut karena buku yang tersedia juga terbatas terutama buku fisika, biologi, kimia, dan buku – buku umum. Tidak tahu mengapa, saya bisa terinspirasi oleh guru yang mengajar fisika ketika saya masih duduk dibangku Madrasah Aliyah, untuk memilih jurusan fisika ketika memasuki perguruan tinggi dari pada memilih matematika atau kimia, padahal sistem atau metode yang diterapkan pada waktu masih di MA membuat saya berubah haluan yaitu lebih menyukai kimia dan matematika dari pada fisikanya.
Ketika masuk IAIN, saya pikir sarana dan prasarana dan laboratorium sudah lengkap walaupun jurusan Tadris baru ada pada tahun 2004, seperti yang ada di brosur yang saya terima. Ternyata semua tidak benar, laboratorium fisika baru ada ketika tahun ajaran saya, yaitu tahun ajaran 2006. Kalaupun ingin melakukan praktikum mahasiswa harus di rolling karena terbatasnya alat – alat praktikum di laboratorium fisika. Sealin itu buku – buku fisika juga jarang ditemui di perpustakaan karena hanya tersedia beberapa buku saja. Kalau mahasiswa ingin membeli buku fisika, maka mahasiswa harus merogoh uang yang lebih banyak lagi karena buku – buku fisika yang berada di toko- toko buku harganya mahal dan juga sulit di cari.
Dosen yang mengajar juga masih baru, itupun hanya beberapa dosen saja dan bisa di hitung dengan jari. Sistem pengajarannya juga tidak di sesuaikan dengan kemampuan mahasiswa tetapi tidak semua dosen seperti itu. Ada sebagian dosen yang menyesuaikan dengan kemampuan mahasiswanya sehingga lebih mudah pemahaman materi yang diberikan meskipun waktu yang dibutuhkan sangat kurang. Bukan hanya itu saja, kurikulum yang di terapkan di IAIN juga masih berubah – ubah sehingga para dosen juga harus menyesuaikan dengan kurikulum yang ada.
Menurut saya Dalam proses belajar selalu dipengaruhi oleh guru, siswa atau mahasiswa, sarana dan prasarana. Ketika metode yang digunakan oleh guru tidak sesuai maka siswa akan merasa bosan atau menjadi tidak menyukai pelajaran tersebut. Guru juga harus mepunyai inisiatif tersendiri dalam menggunakan metode dan harus bisa mengendalikan kelas ketika terjadi kebosanan atau kejenuhan.
Pemberian materi yang disesuaikan dengan kemampuan siswa akan lebih mudah diserap dan dipahami dari pada pemadatan materi tapi tidak memperhatikan kemampuan yang dimiliki oleh siswa itu sendiri. Walaupun semua sudah terpenuhi tetapi sarana dan prasarana belum memadai maka semua seakan hambar karena pelajaran fisika sangat di pengaruhi oleh sarana dan prasarana yaitu berupa laboratorium yang dilengkapi dengan alat – alat yang sesuai, perpustakaan yang dilengkapi dengan buku – buku yang dibutuhkan, ataupun yang lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar